7 Jan 2013, Monday
Surabaya Tour - Lumpur Lapindo – Probolinggo - Bondowoso - Ijen
Summary of Day 3 Trip
7.30 a.m - Wake up & Breakfast
9.00 a.m - Check out
10.00 a.m - Visit Submarine Monument & Surabaya Statue
11.00 p.m - Then, visit Mosque & Tomb of Sunan Ampel
12.00 p.m - Direct to Ijen with duration 7 hours driving
12.30 p.m - Stop by at Lumpur Lapindo for about half an hour
3.00 p.m - Lunch on the way to Probolinggo
4.00 p.m – Dropped Ismail at Probolinggo & replaced with Agus (our next guide for Ijen & Bromo)
7.00 p.m - Arrive at Bondowoso & Dinner
10.00 p.m – Arrived & Check-in at Catimor Homestay
Pukul 8 pagi, kita orang dah siap-siap nak breakfast provided by Family Guest House. Sarapan kena order dulu. Tak banyak menu yang ade, cuma nasi goreng, indo mee n roti bakar sapu butter n jem aneka rasa. Takdelah sedap mana tapi ok lah sekadar mengisi perut yg lapar.
After breakfast, Ismail informed us that there was a slight change on today's itinerary. Instead of going straight away to Ijen, we will go to submarine museum and then followed by sunan ampel. Actually, these two places supposed to be our last day visit but somehow, he changed it to 3rd day. He said, we still have time before going to Ijen… or maybe he assumed that we won’t have enough time on the last day.
These two places located around city of Surabaya. So, dah alang-alang kat Surabaya kan, kami ok jer. Asal kan tak lari dari plan asal nak ke Ijen. Perjalanan nak menuju ke Submarine monument cuma mengambil masa setengah jam saja dari Family Guest House. Memandang hari ini adelah first day of school days, so, a little bit jam. If not, maybe less than half an hour.
Main Entrance to Monumen Kapal Selam or Monkasel |
Monumen Kapal Selam, atau singkatannya Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Terletak di pusat kota, monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah terlibat dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda. KRI Pasopati 410 telah dipotong menjadi 16 bahagian di PT. PAL Indonesia.
Kemudian dibawa ke darat dan bahagian per bahagian digabungkan kembali dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plaza Surabaya. (Source: wikipedia)
Place torpedo to be launched |
Torpedo |
Crew Resting Area |
Inside Submarine |
Nampak ke apa kat luar tu |
This circular door... connect one compartment to another |
Monkasel |
Aku tak nampak pun signifikan nye kami perlu melawat tempat ini. Memang aku ade minta Ismail add tempat nak jalan-jalan dalam itinerary kami tapi takde pulak aku kata nak pergi Muzium kapal selam. Emmhhh... tapi, ok lah at least dapat juga aku lihat apa yang ade kat dalam kapal selam sebenar, nak harapkan kapal selam FS Quessant, tengok dari luar je boleh. Tak berbaloi sungguh bayor RM1 lepas tu kena berpanas dipadang masyar pulak tu. Tapi tak tahu lah sekarang ni dah boleh masuk ke belum, sebab dulu masa aku ke situ, belum fully siap lagi. Tapi itulah silap nye, belum siap tapi dah kasi masuk dengan bayaran pulak tu.
Habis saja lawatan sambil belajar di monkasel kami terus ke Tugu Surabaya... only walking distance. Tempat ni tak jauh dari Muzium kapal selam tadi. Kami ke sini pun nak amek gambo jer sebab arca nye sungguh menarik. A must visit place in Surabaya city... agak nye kalau tak ke Monkasel barangkali kami tidak ke sini. Actually, this is the second statue after the first one located nearby the zoo. The same sura & baya statue but this one is smaller compare to the first one.
Nama ibu kota wilayah Jawa Timur ini
sebenarnya diambil daripada perkataan Suro (Ikan Yu) dan baya (Buaya)
yang merupakan dua binatang yang paling berkuasa di kawasan itu pada
masa dahulu. Dalam bahasa setempat, ikan yu disebut sebagai Sura yang
melambangkan kebaikan dan buaya disebut Baya yang melambangkan
kejahatan. Patung Sura dan Baya yang bertarung ini sebagai simbol
perlawanan masyarakat Surabaya melawan ketidakadilan yang dibuat oleh
penjajah Belanda pada masa itu. Sebab itulah nama Surabaya digunakan
hingga saat ini oleh kota terbesar kedua di Pulau Jawa ini.
Ada juga kisah dongeng rakyat mengenai Patung Sura dan Baya ni. For more info, rajin-rajin lah click sini.
Next visit was Mosque & Tomb of Sunan Ampel, one of the member of Walisongo.
Banner that welcome you |
Masjid ini adalah masjid yang paling
terkenal dan suci bagi umat Muslim di Surabaya, setelah Masjid Akbar
Surabaya. Tepat di belakang masjid, adalah makam Sunan
Ampel yang meninggal pada 1481. Sunan Ampel atau nama sebenar nya Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari
Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin
Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti
Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming. Sunan Ampel adalah salah satu wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. (Source: wikipedia)
Masjid Sunan Ampel... we parked in front of this Mosque and walked inside to see the tomb of Sunan Ampel |
Passing thru this graves to Tomb of Sunan Ampel |
Semasa kami sampai kami tidak masuk ke masjid. Kami ke arah makam sunan Ampel yang terletak didalam kawasan pagar berbatu. Tapi, dari luar pintu pagar kami masih boleh lihat makam sunan ampel dimana disekeliling nye dikerumuni ramai orang yang datang membacakan yassin dan membacakan doa. Tiba-tiba, tengah-tengah aku snap photo dibalik pagar berkunci, datang sorang pakcik ni tegur aku dan yang lain juga... jangan ambil gambar (Slang Indon)… dengan nada yang agak keras. Fuhh, mana lah aku tahu masa tu. Rupa-rupanye ade larangan mengambil gambar di makan tersebut… aku jer yang tak perasan. Dah kena marah baru nampak lambang "no camera" yea. Tapi lepas tu pakcik tu macam slow down sikit, maybe sebab dia nampak most of us are muslim & bertudung. Dia pun start lah cerita sikit sapa Sunan Ampel ni. Lepas tu dia suruh kita orang amek wuduk kalau nak masuk. Aku pandang yang lain, macam tak interested jer nak masuk... maybe sebab ramai yang cuti kot masa tu. So, aku pun takde lah masuk. Tapi kalau ade banyak masa kami, memang tak salah pun nak sedekah kan Yassin juga. Si Ismail our guide ni pun satu bukan nak kasi tahu kami apa yang kami patut & tak patut buat kat Makam Sunan Ampel tu. At least, tahu lah kami apa yang patut... dia pun sengal juga rupa nye.
We spend less than 30 minutes at Sunan Ampel and back to our Van.
And start continue our journey to Probolinggo. On the way tu, sempat lah aku snap a few photos around the Surabaya city. To me, Surabaya was a nice city to explore... is not just a big city but more than that. Maybe, next time, I should revisit this place again.
Di celah lorong itu |
In Malaysia you could see this at Petaling Street |
Waiting for the passengers perhaps |
Apa saja yang bisa diangkut |
End of tour at Surabaya and next, we proceed to Ijen… our main agenda.
To be contniued...
No comments:
Post a Comment